* Berpuasa selama 14 jam sebenarnya tak lantas membuat tubuh lemas. Sumber energi bisa tersimpan baik dalam tubuh dan menjaga tubuh tetap segar, asalkan memilih dan mengatur makan dengan tepat. Bagi Anda yang berpuasa dan tetap menjalankan aktivitas tinggi, cadangan energi yang cukup pastinya sangat dibutuhkan.
* Ahli Gizi Klinis, dr Samuel Oetoro, SpGK, menjelaskan bahwa selama berpuasa, kadar energi dalam tubuh rendah karena tidak ada asupan sumber energi, yakni karbohidrat. Agar tubuh tetap segar, kuncinya menjaga kadar karbohidrat dalam darah tetap stabil dan tidak menurun drastis. Caranya dengan mengatur makan saat sahur dan berbuka puasa.
Pola makan saat sahur
* Saat sahur, setelah bangun tidur, makanlah makanan lengkap. Perbanyak sayur dan buah, minum air putih 4 gelas hingga waktu imsak, dan hindari gula -termasuk teh manis.
* makanlah makanan yang mengandung sumber karbohidrat kompleks, protein, dan lemak sehat. Mengonsumsi karbohidrat kompleks membuat penyerapan di saluran cerna lebih lambat sehingga tak mudah lapar. Hindari konsumsi lemak jelek dan jenuh (kolesterol tinggi), termasuk gorengan karena akan membuat cepat haus," kata dr Sam pada Kompas Female, Selasa (10/8/2010).
* Sumber karbohidrat kompleks bisa didapatkan dari nasi merah, kentang yang dimakan dengan kulitnya, atau roti gandum.
* Hindari karbohidrat simpleks seperti tepung dan gula. Sedangkan asupan protein bisa dari ikan atau ayam.
* hindari lemak dengan kolesterol tinggi seperti kuning telur, cumi, udang, kepiting, atau jeroan. Karenanya, saat sahur perbanyak makan sayur dan buah.
* Menjelang imsak, tambah lagi asupan sumber energi karbohidrat kompleks dari buah berserat tinggi, seperti apel atau pir. Buah ini bisa dimakan langsung atau diblender (sari buah diminum bersama ampasnya) bersama kulitnya agar penyerapan oleh tubuh berlangsung perlahan dan menstabilkan gula darah. Pilihan buah lain bisa juga diganti dengan pisang dengan dimakan langsung.
"Jika banyak makan manis, termasuk teh manis, kadar gula darah memang akan melonjak naik namun akan cepat turun kembali. Siang menjelang sore tubuh sudah mulai lemas," imbuh dr Sam.
* Pola makan ini akan membantu tubuh Anda menjaga sumber energi dan menstabilkan gula darah. Meskipun saat berpuasa, gula darah cenderung akan turun namun tidak drastis dengan pilihan makanan yang tepat. Pengaruhnya, aktivitas sepanjang hari tidak terganggu karena cadangan energi masih membuat tubuh segar hingga berbuka.
Pola makan saat berbuka puasa
Saat datang waktu berbuka, kadar gula darah semakin rendah. Sebaiknya segera berbuka untuk meningkatkan kembali energi agar tubuh tidak lemas. Anda masih ingin menjalankan ibadah shalat tarawih dengan tubuh segar, bukan?
Makan dan minum yang manis saat berbuka sangat dianjurkan, namun pilih makanan dan minuman yang sehat. Ganti teh manis atau kolak dengan jus buah (sari buah) agar kadar gula naik dan tubuh kembali berenergi.
"Pilih buah tanpa serat karena tubuh butuh penyerapan yang cepat, yakni buah yang banyak airnya seperti jeruk, melon, dan semangka," kata dr Sam, menambahkan setelah berbuka dengan jus (sari buah) lanjutkan dengan makanan lengkap, dengan porsi yang sama seperti saat sahur.
Usai shalat tarawih, konsumsi buah dan sayur mengandung karbohidrat kompleks. Kali ini jangan dijus, tetapi makan langsung atau diblender besama kulitnya, seperti saat sahur. Jangan lupa minum empat gelas air putih saat berbuka hingga menjelang tidur.
Berpuasa menyehatkan, apalagi dengan asupan yang sehat.
Semoga bermanfaat ya.....Selamat berpuasa :)
sumber : kompas.com
Read more...
Search This Blog
Thursday, August 12, 2010
Makanan yang Bikin Tetap Segar Selama Puasa
Doa Hari-Hari Ramadhan (hari ke-1 s/d 5)
Doa Hari Pertama Ramadhan
بسم الله الرحمن الرحيم
اللهم صل على محمد وآل محمد
اَللَّهُمَّ اجْعَلْ صِيَامِي فِيْهِ صِيَامَ الصَّائِمِيْنَ، وَقِيَامِي فِيْهِ قِيَامَ الْقَائِمِيْنَ، وَنَبِّهْنِي فِيْهِ عَنْ نَوْمَةِ الْغَافِلِيْنَ، وَهَبْ لِي جُرْمِي فِيْهِ يَا اِلَهَ الْعَالَمِيْنَ، وَاعْفُ عَنِّي يَا عَافِياً عَنْ الْمُجْرِمِيْنَ
Allâhummaj’al shiyâmî fîhi shiyâmash shâimîn, wa qiyâmî fîhi qiyâmal qâimîn, wa nabbihnî fîhi ‘an nawmatil ghâfilîn, wa hablî jurmî fîhi yâ Ilâhal ‘âlamîn, wa’fu ‘annî yâ ‘âfiyan ‘anil mujrimîn.
O Allah be pleased with my fasts, in this month, as Thou gives credit to those who (sincerely) observe fasts; and (be pleased with) my special night prayers, in this month, as Thou give credit to those who pray (sincerely) in the night; direct me to be on guard and pay attention to free myself from the lethargy of forgetfulness; O the God of the worlds overlook my wrongdoings, and grant amnesty to me, O He who shows sympathy to the wrongdoers.
Ya Allah, jadikan puasaku di bulan ini sebagai puasa orang-orang yang berpuasa sebenarnya, shalat malamku di dalamnya sebagai orang yang shalat malam sebenarnya, bangunkan daku di dalamnya dari tidurnya orang-orang yang lalai. Bebaskan aku dari dosa-dosaku wahai Tuhan semesta alam. Maafkan aku wahai Yang Memberi ampunan kepada orang-orang yang berbuat dosa.
(Mafâtihul Jinân: bab 2, pasal 3)
Doa Hari Kedua Ramadhan
بسم الله الرحمن الرحيم
اللهم صل على محمد وآل محمد
اَللَّهُمَّ قَرِّبْنِي فِيْهِ اِلَى مَرْضَاتِكَ، وَجَنِّبْنِي فِيْهِ مِنْ سَخَطِكَ وَنَقِمَاتِكَ، وَوَفِّقْنِي فِيْهِ لِقِرَآءَةِ آيَاتِكَ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
Allâhumma qarribnî fîhi ilâ mardhâtika, wa jannibnî fîhi minsakhatika wa naqimâtika, wa waffiqnî fîhi liqirâati âyâtika birahmatika yâ Arhamar râhimîn.
O Allah let me come nearer to Thy benevolence in this month; let me be far off from Thy displeasure and contempt; let me grow used to the recitation of Thy verses (in the Holy Quran), through Thy mercy O the Most Merciful.
Ya Allah, dekatkan daku di bulan ini kepada keridhaan-Mu. Jauhkan daku di dalamnya dari marah dan murka-Mu, serta bimbinglah daku untuk membaca ayat-ayat-Mu dengan rahmat-Mu wahai yang Paling Pengasih dari semua yang mengasihi. (Mafâtihul Jinân: bab 2, pasal 3)
Doa Hari Ketiga Ramadhan
بسم الله الرحمن الرحيم
اللهم صل على محمد وآل محمد
اَللَّهُمَّ ارْزُقْنِي فِيْهِ الذِّهْنَ وَالتَّنْبِيْهَ، وَبَاعِدْنِي فِيْهِ مِنَ السَّفَاهَةِ وَالتَّمْوِيْهِ، وَاجْعَلْ لِي نَصِيْبًا مِنْ كُلِّ خَيْرٍ تُنْزِلُ فِيْهِ، بِجُوْدِكَ يَا اَجْوَدَ اْلاَجْوَدِيْنَ
Allâhummarzuqnî fîhidz dzihna wattanbîh, wa bâ’idnî fîhi minas safâhati wattamwîh, waj’allî nashîban min kulli khyarin tunzilu fîhi, bijûdika yâ Ajwadal ajwadîn.
O Allah keep me alive, in this month, in a state of alertness and watchfulness; and keep me away from impudence and cynicism, let me share everything good there is in this months, which is in plenty, O the Liberal Most Beneficent.
Ya Allah, karuniakan padaku di dalamnya pengetahuan dan kesadaran, jauhkan daku di dalamnya dari kebodohan dan kepalsuan, dan berikan padaku bagian dari setiap kebaikan yang diturunkan di dalamnya dengan kedermawanan-Mu wahai Yang Maha Dermawan semua yang dermawan.
(Mafâtihul Jinân: bab 2, pasal 3)
Doa Hari Keempat Ramadhan
بسم الله الرحمن الرحيم
اللهم صل على محمد وآل محمد
اَللَّهُمَّ قَوِّنِي فِيْهِ عَلَى اِقَامَةِ اَمْرِكَ، وَاَذِقْنِي فِيْهِ حَلاَوَةَ ذِكْرِكَ، وَاَوْزِعْنِي فِيْهِ لاَِدَاءِ شُكْرِكَ بِكَرَمِكَ، وَاحْفَظْنِي فِيْهِ بِحِفْظِكَ وَسَتْرِكَ، يَا اَبْصَرَ النَّاظِرِيْنَ
Allâhumma qawwinî fîhi ‘alâ iqâmati amrika, wa adziqnî fîhi halâwata dzikrika, wa awzi’nî fîhi liadâi syukrika bikaramika, wahfazhnî fîhi bihifzhika wa satrika, yâ Absharan nâzhirîn.
O Allah make me stronger to carry out Thy commands, in this month, let me taste the sweetness of Thy praise, put me in the mood of giving thanks to Thee, and protect me with Thy most reliable cover, O the discerning Perceiver.
Ya Allah, berilah daku di dalamnya kekuatan untuk melaksanakan perintah-Mu. Berikan kepadaku di dalamnya kelezatan berzikir kepada-Mu. Bantulah aku di bulan ini untuk bersyukur kepada-Mu dengan kemuliaan-Mu. Lindungilah daku di bulan ini dengan penjagaan-Mu dan perlindungan-Mu wahai Yang Maha Pengasih dari segala yang mengasihi.
Doa Hari Kelima Ramadhan
بسم الله الرحمن الرحيم
اللهم صل على محمد وآل محمد
اَللَّهُمَّ اجْعَلْنِي فِيْهِ مِنَ الْمُسْتَغْفِرِيْنَ، وَاجْعَلْنِي فِيْهِ مِنْ عِبَادِكَ الصَّالِحِيْنَ اْلقَانِتِيْنَ، وَاجْعَلْنِي فِيْهِ مِنْ اَوْلِيَائِكَ الْمُقَرَّبِيْنَ، بِرَأْفَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
Allâhummaj’alnî fîhi minal mustaghfirîn, waj’alnî fîhi min ‘ibâdikash shâlihînal qânitîn, waj’alnî fîhi min awliyâikal muqarrabîn, bira’fatika yâ Arhamar râhimîn.
O Allah let me be, in this month, from among those who turn repentant and ask forgiveness for their sins; let me be from among those who do good and obey (Thee); let me be from among those who are Thy close friends, through Thy kindness O the Most Merciful.
Ya Allah, jadikan daku di dalamnya tergolong pada orang-orang yang memohon pengampunan, jadikan daku di dalamnya tergolong pada hamba-hamba-Mu yang shaleh dan taat, dan jadikan daku di dalamnya tergolong pada para kekasih-Mu yang didekatkan pada-Mu dengan kasih sayang-Mu, wahai Yang Maha Pengasih dari semua yang mengasihi.
Read more...
Sunday, August 1, 2010
Membiasakan Anak Hidup Bersama Al-Qur'an
Setiap orangtua pasti menginginkan buah hatinya menjadi anak yang shalih dan shalihah. Anak shalih shalihah merupakan harta yang paling berharga bagi orangtua. Untuk mendapatkan semua itu, tentu harus ada upaya keras dari orangtua dalam mendidik anak. Salah satu yang wajib diajarkan kepada anak adalahsegala hal tentang al-Quran karena ia adalah pedoman hidup manusia.
Rasulullah saw pernah bersabda (yang artinya): "Didiklah anak-anakmu dengan tiga perkara: mencintai Nabimu; mencintai ahlul baitnya; dan membaca al-quran karena orang-orang yang memelihara Al-Quran itu berada dalam lindungan singasana Allah pada hari ketika tidak ada perlindungan selain daripada perlindungan-Nya; mereka beserta para nabiNya dan orangorang suci."(HR ath Thabrani).
Allah SWT berfirman:"Sesungguhnya Al-Quran ini memberikan petunjuk kepada jalan yang lebih lurus dan memberikan khabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan amal shaleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar." (QS Al-Isra: 9)
Sejak kapan al-Quran sebaiknya diajarkan pada anak? Tentu sedini mungkin. Semakin dini semakin baik. Akan sangat bagus jika sejak anak dalam kandungan seolah-olah calon anak kita itu sudah terbiasaý hidup bersamaý al-Quran; yakni ketika sang ibu yang mengandungnya, rajin membaca al-Quran.
7M Agar Anak Selalu Hidup Bersama al-Quran
1. Mengenalkan.
Saat yang paling tepat mengenalkan alQuran adalah ketika anak sudah mulai tertarik dengan buku. Sayang, banyak orangtua yang lebih suka menyimpan al-Quran di rak lemari paling atas. Sesekali perlihatkanlah al-Quran kepada anak sebelum mereka mengenal buku buku lain, apalagi buku dengan gambar-gambar yang lebih menarik.
Mengenalkan al-Quran juga bisa dilakukan dengan mengenalkan terlebih dulu huruf-huruf hijaiyah; bukan mengajarinya membaca, tetapi sekadar memperlihatkannya sebelum anak mengenal A, B, C. D.
Tempelkan gambar-gambar tersebut ditempat yang sering dilihat anak;
lengkapi dengan gambar dan warna yang menarik. Dengan sering melihat, anak akan terpancing untuk bertanya lebih lanjut. Saat itulah kita boleh memperkenalkan huruf-huruf al-Quran.
2. Memperdengarkan.
Memperdengarkan ayat-ayat al-Quran bisa dilakukan secara langsung atau dengan memutar kaset atau CD. Kalau ada teori yang mengatakan bahwa mendengarkan musik klasik pada janin dalam kandungan akan meningkatkan kecerdasan, insya Allah memperdengarkan al-Quran akan jauh lebih baik pengaruhnya bagi bayi. Apalagi jika ibunya yang membacanya sendiri. Ketika membaca al-Quran, suasana hati dan pikiran ibu akan menjadi lebih khusyuk dari tenang. Kondisi seperti ini akan sangat membantu perkembangan psikologis janin yang ada dalam kandungan. Pasalnya, secara teoretis kondisi psikologis ibu tentu akan sangat berpengaruh pada perkembangan bayi, khususnya perkembangan psikologisnya. Kondisi stres pada Ibu tentu akan berpengaruh buruk pada kandungannya.
Memperdengarkan al-Qurari bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja; juga tidak mengenal batas usia anak. Untuk anak-anak yang belum bisa berbicara, insya Allah lantunan ayat al-Quran itu akan terekam dalam memorinya. Jangan aneh kalau tiba-tiba si kecil lancar melafalkan surat al-Fatihah, misalnya, begitu dia bisa berbicara.
Untuk anak yang lebih besar, memperdengarkan ayat-ayat al-Quran (surat-surat pendek) kepadanya terbukti memudahkan sang anak menghapalkannya.
3. Menghapalkan.
Menghapalkan al-Quran bisa dimulai sejak anak lancar berbicara. Mulailah dengan surat atau ayat yang pendek atau
potongan ayat (misalnya fastabiq al-khayrat, hudan li an-nas, birr al-walidayn, dan sebagainya).
Menghapal bisa dilakukan dengan cara sering-sering membacakan ayat-ayat tersebut kepada anak. Lalu latihlah anak untuk menirukannya. Hal ini dilakukan berulang-ulang sampai anak hapal di luar kepala. Masa anak-anak adalah masa meniru dan memiliki daya ingat yang luar biasa. Orangtua harus menggunakan kesempatan ini dengan baik jika tidak ingin menyesal kehilangan masa emas (golden age) pada anak.
Agar anak lebih mudah mengingat, ayat yang sedang dihapal anak bisa juga sering dibaca ketika ayah menjadi imam atau ketika naik mobil dalam perjalanan. Disamping anak tidak mudah lupa, hal itu juga sebagai upaya membiasakan diri untuk mengisi kesibukan dengan amalan yang bermanfaat. Nabi saw. bersabda: Demi Zat Yang jiwaku ada di tangan-Nya, sesungguhnya hapalan Al-Qurýan itu lebih cepat lepasnya daripada seekor
unta pada tambatannya. (HR al-Bukhari dan Muslim).
4. Membaca.
Siapa saja yang membaca satu huruf dari Kitab Allah maka dia.akan mendapat satu kebaikan. Satu kebaikan akan dibalas dengan sepuluh kali lipat. Aku tidak mengatakan bahwa alif-lam-mim adalah satu huruf. Akan tetapi, alif adalah satu huruf, lam satu huruf dan mim juga satu huruf. (HR at-Tirmidzi).
Sungguh luar biasa pahala dan kebaikan yang dijanjikan kepada siapa saja yang biasa membaca al-Quran. Bimbing dan doronglah anak agar terbiasa membaca al-Quran setiap hari walau cuma beberapa ayat. Orangtua penting memberikan contoh.
Jadikanlah membaca al-Quran, utamanya pada pagi hari usai shalat subuh atau usai shalat magrib, sebagai kegiatan
rutin dalam keluarga. Ajaklah anak-anak yang belum bisa membaca untuk bersama-sama mendengarkan kakakkakaknya
yang sedang membaca al-Quran. Orangtua mempunyai kewajiban untuk mengajarkan kaidah-kaidah dan adab membaca al-Quran. Untuk bisa membaca al-Quran, termasuk mengetahui kaidah-kaidahnya, sekarang ini tidaklah sulit. Telah banyak
metode yang ditawarkan untuk bisa mudah dan cepat membaca. Ada metode Iqra, Qiroati dan sebagainya. Metodemetode itu telah terbukti memudahkan ribuan anak-anak bahkan orangtua untuk mahir membaca al-Quran.
Alangkah baiknya membaca al-Quran ini dilakukan secara bersama-sama oleh anak-anak di bawah bimbingan orangtua. Ketika seorang anak membaca, yang lain menyimaknya. Jika anak salah membaca, yang lain bisa membetulkan.Dengan cara itu, rumah akan selalu dipenuhi dengan bacaan al-Quran sehingga berkah.
5. Menulis.
Belajar menulis akan mempermudah anak dalam belajar membaca al-Quran. Diktekan kepada anak kata-kata tertentu yang mempunyai makna. Dengan begitu, selain anak bisa menulis, sekaligus anak belajar bahasa Arab. Mulailah dengan kata-kata pendek. Misalnya, untuk mengenalkan tiga kata alif, ba, dan dal anak diminta menulis a, ba da (tolong tuliskan Arabnya, ya: a-ba-da) artinya diam; ba-da-a (yang ini juga) artinya mulai; dan sebagainya. Sesekali di rumah, coba adakan lomba menulis ayat al-Quran. Berilah hadiah untuk anak yang paling rapi menulis. Jika anak memiliki kemampuan yang lebih dalam menulis huruf al-Quran, ia bisa diajari lebih lanjut dengan mempelajari seni kaligrafi.
Rangkaian huruf menjadi suku kata yang mengandung arti bertujuan untuk melatih anak dalam memperkaya kosakata,
di samping memberikan kesempatan bagi mereka untuk bertanya tentang setiap kata yang diucapkan serta
mengembangkan cita rasa seni mereka. Jadi, tidak hanya bertujuan mengenalkan huruf-alQuran semata.
6. Mengkaji.
Ajaklah anak mulai mengkaji isi al-Quran. Ayah bisa memimpinnya setelah shalat magrib atau subuh. Paling tidak, seminggu sekali kajian sekeluarga ini dilakukan. Tema yang dingkat bisa saja tema-tema yang ingin disampaikan berkaitan dengan perkembangan perilaku anak selama satu minggu atau beberapa hari.
Kajian bersama, dengan merujuk pada satu atau dua ayat al-Quran ini, sekaligus dapat menjadi sarana tawsiyah untuk seluruh anggota keluarga. Sekali waktu, tema yang akan dikaji bisa diserahkan kepada anak-anak. Adakalanya anak diminta untuk memimpin kajian. Orangtua bisa memberi arahan atau koreksi jika ada hal-hal yang kurang tepat. Cara ini sekaligus untuk melatih keberanian anak menyampaikan isi al-Quran.
7. Mengamalkan dan memperjuangkan AI-Quran.
AI-Quran tentu tidak hanya untuk dibaca, dihapal dan dikaji. Justru yang paling penting adalah diamalkan seluruh isinya dan diperjuangkan agar benar-benar dapat menyinari kehidupan manusia.
Sampaikan kepada anak tentang kewajiban mengamalkan serta memperjuangkan al-Quran dan pahala yang akan diraihnya. Insya Allah, hal ini akan memotivasi anak.
Kepada anak juga bisa diceritakan tentang bagaimana para Sahabat dulu yang sangat teguh berpegang pada alQuran; ceritakan pula bagaimana mereka bersama Rasulullah sepanjang hidupnya berjuang agar al-Quran tegak dalam
kehidupan. *Halalguide.info
Oleh: Zulia Ilmawati (Psikolog, Pemerhati Masalah Anak dan Keluarga)
sumber : http://hidayatullah.or.id
Read more...
Saturday, July 31, 2010
Membiasakan Membaca Al-Qur’an Sejak Dini
Membiasakan Membaca Al-Qur’an Sejak Dini
Menjadi kebahagiaan tersendiri, manakala menyaksikan putra-putri kita telah lancar membaca Al-Qur’an. Ya, setiap orang tua pastinya mendambakan putra-putrinya tumbuh menjadi anak yang shaleh. Salah satu indikasinya adalah kemampuan untuk membaca Al-Quran dengan baik, benar, dan lancar. Al-Qur’an adalah pedoman hidup kaum muslimin, di mana Rasulullah pernah bersabda, bahwasanya umat ini tidak akan tersesat manakala ia berpegang teguh pada Al-Quran yang Rasulullah wariskan.
Setidaknya ada empat kewajiban kita terhadap Al-Qur’an. Yang pertama adalah membacanya. Kedua mempelajari artinya agar kita memiliki pemahaman yang utuh. Ketiga menghapalkannya. Keempat mengamalkan kandungan isi yang ada di dalamnya.
Yang menjadi persoalan kemudian, bagaimana mempelajari dan mengajarkan Al-Qur’an khususnya kepada anak-anak kita. Apakah hal ini merupakan perkara yang pelik dan sukar?
Jika kita melihat sejarah, bahwasanya ulama generasi awal, tidak saja sudah bisa membaca Al-Quran pada usia kanak-kanak, melainkan pula sudah bisa menghapalkannya. Imam as-Syafi`e, as-Sayuti, Ibnu Sina adalah contohnya. Bahkan Ulama masa kini pun –Syaikh Yusuf Al Qardhawi- telah menghapal Al-Qur’an secara sempurna sebelum usianya genap sepuluh tahun. Dalam pada itu, Allah Swt. telah memberikan jaminan bahwa mempelajari Al-Qur’an adalah hal yang mudah. Firman Allah Swt “…dan sesungguhnya Kami mudahkan al-Quran itu untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pengajaran...” (Surat al-Qomar, ayat: 13) menunjukan hal tersebut.
Jika mengacu pada teori The Golden Age (masa keemasan), sebagai periode yang amat penting bagi seorang anak, sejatinya masa kanak-kanak adalah masa yang paling tepat untuk mengajarkan membaca Al-Qur’an sejak dini. Dengan memberikan stimulan yang tepat sejak dini, otak akan mampu menyimpan memori luar biasa. Hal ini akan sangat berguna di masa dewasa kelak, ketika simpul memorinya disentuh kembali. Karenanya, pendidikan pada masa keemasan (rentang usia 0-6 tahun) sangat menentukan tahap perkembangan anak selanjutnya
Berbagai penelitian membuktikan betapa pentingnya menanamkan nilai-nilai yang baik pada seorang anak dalam periode usia keemasan itu. Kecerdesan seorang anak, menurut penelitian, mencapai 50 persen pada usia 0-4 tahun. Hingga usia 8 tahun kecerdasannya meningkat sampai 80 persen, dan puncaknya (100 persen) di usia 18 tahun.
Hal yang menguntungkan kita sebagai orang tua adalah sudah tersedianya metode yang dikembangkan untuk mempelajari Al-Quran untuk anak-anak. Ada metode Iqro, Al-Barqi, Quantum Reading Qur’an, dan sebagainya. Namun, metode saja tidak cukup, karena ia adalah salah satu bagian sarana untuk membiasakan membaca Al-Qur’an sejak dini.
Banyak faktor yang akan menunjang membiasakan membaca Al-Qur’an sejak dini. Dalam satu tulisannya, Drs. Mustofa AY, mengenalkan RUMUS ABCD. Berikut uraiannya:
R = Rumah. Maksudnya rumah adalah pusat pendidikan sejati.
U = Usaha. Maksudnya ilmu itu dipelajari.
M = Metodis. Maksudnya metodenya cocok dan meyenangkan
U = Upah. Maksudnya setiap prestasi anak hendaknya dihargai (dicium, peluk yang hangat, dan dipuji).
S = Sabar. Maksudnya ibu dan bapak harus betul-betul sabar. Ibu dan Bapak tidak boleh mengatakan jangan nakal sambil berlaku nakal (misalnya mencubit, memukul, menjewer, atau marah-marah).
A = Ajeg. Maksudnya pemberian stimulasi hendaknya diberikan secara ajeg, walaupun sangat sebentar.
B = Bermain. Maksudnya stimulasi diberikan sambil bermain. Dengan demikian, anak senang, orangtuapun senang.
C = Contoh. Maksudnya orang tua hendaknya menjadi contoh atau mentor.
D = Do'a. Maksudnya orang tua berdo'a untuk kesusesan anak. Di samping segala sesuatu diawali dan diakhiri dengan do'a.
Ternyata faktor orang tua sangat berperan dalam hal ini, untuk ”menciptakan” lingkungan yang kondusif bagi terwujudnya harapan mulia ini. Berikut hadits Rasulullah yang diriwayatkan oleh Al Hakim ”Siapa yang membaca Al-Qur’an, mempelajarinya, dan mengamalkan isinya, maka pada hari kiamat dia diberi mahkota dari cahaya, yang sinarnya seperti sinar matahari, dan kedua orang tuanya diberi dua lembar pakaian yang tidak mampu dikenakan dunia. Kedua orang tuanya itu bertanya, ’Mengapa kami diberi pakaian ini?’ ada yang menjawab, ’Karena anakmu yang membaca Al-Qur’an’.”
Tak inginkah kita menjadi orang tua yang mendapat balasan begitu indah dari Allah Swt. di hari perhitungan kelak?
sumber : http://dikiesweethome.multiply.com/
Read more...
Sunday, May 30, 2010
Doa Hilangkan Marah/Hadapi Orang Marah, Jauhkan Permusuhan
Doa Menghilangkan Rasa Marah:
A’uzubillahi minasy syaitanir rajimi. Allahummagfirli zanbi wazhab gaiza qalbi wa ajirni minasy syaitanir rajimi.
Artinya: “Aku berlindung kepada Allah dari godaan syetan yang terkutuk. Ya Allah, ampunilah dosaku dan hilangkanlah kepanasan hatiku dan lepaskanlah aku dari gangguan syetan yang terkutuk.
Doa Menghadapi Orang Sedang Marah:
La ilaha illallahul halimul hakimu, subhanallahi rabbus samawatis sab’a wa rabbul ‘arsyil ‘azimi, la ilaha illa anta ‘azza jaruka wa jalla sana’uka.
Artinya: “Tiada Tuhan melainkan Allah yang Maha Kasih Yang lagi Maha Bijaksana, Maha suci Allah Tuhan yang memelihara tujuh langit dan yang memelihara ‘arsy yang besar tiada Tuhan melainkan Engkau, sangat kuat perlindungan-Mu dan Maha tinggi perlindungan-Mu.”
Doa Menjauhkan Permusuhan :
Allahumma la tusymit bi ‘adwwi wa la tasu’ubi sadiqi wa la taj’al musibati fi dini wa la taj’alid dunya akbara hami wa la tusallit ‘alayya man la yarhamuni ya hayyu ya qayyumu.
Artinya: “Ya Allah, janganlah jadikan musuhku gembira karena kesusahanku, dan janganlah jadikan temanku membuat kejahatan terhadapku dan janganlah jadikan kemalanganku dalam urusan agamaku dan janganlah jadikan kepentingan dunia menjadi pusat perhatianku dan janganlah jadikan orang yang tidak berbelas kasihan ber maha raja lela atasku, wahai Tuhan yang hidup yang berdiri sendiri.”
sumber : http://www.republika.co.id/berita/ensiklopedia-islam/doa-harian/09/02/08/30510-doa-hilangkan-marahhadapi-orang-marah-jauhkan-permusuhan
Read more...
Navigasi
My contact
Check Page Rank of any web site pages instantly: |
This free page rank checking tool is powered by Page Rank Checker service |