Wahai sahabatku sekalian kembali pada pelayaran dan perenungan diri, kali ini saya mau share mengenai sikap dalam mengambil suatu tindakan atau keputusan mungkin pernah kita lakukan sebagai manusia biasa dan hamba Allah yang kerdil dihadapanNya dengan tergesa-gesa dan kurang berhati-hati, sehingga mengakibatkan kelalaian yang dapat merugikan diri kita sendiri maupun orang lain. Terkadang kita lupa dan tidak sadar bahwa sikap tergesa-gesa itu ditiupkan oleh syaitan. Sebagaimana dalam hadist :
''Sikap berhati-hati itu dari Allah dan sikap tergesa-gesa itu dari syaitan'' (HR. Baihaqi dari Anas Bin Malik ra)
Padahal islam menyerukan agar kita senantiasa bersikap hati-hati dan waspada dalam segala urusan, melakukan pengamatan yang seksama dan pertimbangan yang tepat sebelum memutuskan berbagai perkara penting dalam kehidupan kita, dan melakukan perencanaan yang matang sebelum melaksanakan apa yang menjadi keinginan dan tekad kita. Jangan sampai kita mengambil keputusan yang tergesa-gesa sehingga hasilnya kurang maksimal dan bahkan menimbulkan dampak buruk yang sangat fatal.
Sikap hati-hati dan waspada datangnya dari Allah, sebagai isyarat bahwa sikap berhati-hati merupakan kebaikan, faktor yang mengantarkanya adalah kebaikan, dan buah yang dihasilkan juga kebaikan. Dan sebagai etika kita terhadap-Nya kita hanya boleh menyandarkan hal-hal yang baik bukan hal-hal yang buruk.
Adapun faktor-faktor yang mengantarkan kita pada sikap berhati-hati antara lain:
1. Pemahaman yang mendalam
Dalam mengambil suatu keputusan agar kita tetap berhati-hati dan tidak tergesa-gesa diperlukanlah pemahaman yang luas tentang syariat dan sunnatullah karena dengan pemahaman ini kita akan mencapai apa yang kita inginkan tanpa adanya suatu keburukan didalamnya.
2. Kesabaran yang paripurna
''Bersabarlah terhadap apa yang merek katakan dan jauhilah mereka dengan cara yang baik'' (QS. Al-Muzzammil: 10)
Dengan sikap sabar yang paripurna kita akan tetap berfikir cemerlang walaupun ketika ada masalah yang sangat besar sehingga tidak akan tergesa-gesa dalam mengambil keputusan.
Manfaat sikap berhati-hati:
1. Meraih kecintaan Allah dan Rasulnya.
''Sesungguhnya pada dirimu ada dua sifat yang dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya, yaitu santun dan kehati-hatian'' (HR. Tirmidzi)
2. Meraih kebaikan dalam setiap urusan yang kita laksanakan.
''Sikap pelan-pelan dan hati-hati dalam segala urusan adalah suatu kebaikan, kecuali dalam beramal untuk akhirat'' (HR. Abu Dawud)
3. Mewujudkan keselarasan dengan fitrah agama.
''Sesungguhnya agama ini mudah, dan tidak ada seorangpun yang bersikap ekstrim terhadapnya melainkan ia akan kalah. Oleh karena itu, amalkanlah agama ini dengan tepat, amalkanlah dengan seimbang, berbahagialah, dan jadikan ibadah diwaktu pagi, sore, dan akhir malam sebagai penolongmu'' (HR. Bukhari)
4. Meraih kemuliaan, meminimalisir lawan, dan merealisasikan berbagai sikap kebaikan yang diwariskan oleh para Nabi.
''Bersikap hati-hati, berhemat, dan berpenampilan yang baik adalah salah satu bagian dari 24 bagian kenabian'' (HR. Thabrani)
Sikap tergesa-gesa datangnya dari syaitan dan sebagai isyarat bahwa sikap tergesa-gesamerupakan suatu keburukan, faktor yang menyebabkanya adalah keburukan, dan dampak yang diakibatkannya juga keburukan.
Faktor yang menyebabkan sikap tergesa-gesa:
1. Dorongan Nafsu
''Manusia diciptakan(bertabiat) tergesa-gesa'' (QS. Al-Anbiya: 37).
2. Tabiat Waktu.
3. Kejahilan atau kecerdasan emosional yang rendah.
4. Ketiadaan agenda yang jelas dan program yang matang.
5. Keengganan bercermin kepada orang yang lebih mengerti.
6. Melupakan sunnatullah di alam semesta.
Terapi dan langkah untuk menumbuhkan sikap kehati-hatian dan menghilangkan sikap tergesa-gesa:
1. Menyadari dampak buruk dari sikap tergesa-gesa.
2. Mengetahui berbagai manfaat dari sikap kehati-hatian dan kewaspadaan.
3. Memperhatikan pesan Al-Quran baik yang tersurat dan tersirat mengenai pentingnya sikap kehati-hatian serta tercelanya sikap tergesa gesa.
5. Meneladani ulama salaf dalam menangani segala urusan.
6. Berkonsultasi dengan orang yang lebih berpengalaman.
7. Menetapkan strategi dan menyusun perencanaan yang matang dalam segala urusan.
8. Mengendalikan nafsu dan melatih kecerdasan emosional sehingga mampu bersabar.
Karna kesempurnaan itu hanyalah milik Allah semata. Apabila kita pernah tindakan yang tergesa-gesa tersebut, cepatlah kembali instropeksi diri dan berlindung kepada Allah Subhanahuwata'ala dengan mengucapkan ta'awuz. Dan jangan lupa memulai setiap suatu pekerjaan diawali membaca basmallah, supaya apa yang kita lakukan tetap dalam lindungan Allah,amin.
3 komentar:
Tergesa2 hanya diperbolohkan dalam 1 hal yaitu : Memakamkan jenazah
bahkan untuk memakamkan jenazah pun bukan dengan tergesa-gesa, Mas. hanya saja disegerakan dan sesuai kondisi juga. betul kan, Bu?
Syukron, Bu. Hal-hal di atas yang sudah hilang dari Ramdhan, walau kala itu pun hanya sedikit yang diaplikasikan...
Waffaqanallahu li an na'mal shaliha
Umi Alif mohon maaf yg sebesarnya ,ampun seribu ampun bukan daku melupakanmu ,tapi aku kehilangan jejak Umi...yg aku inget Nama Umi LIF bukannya Linda hehehe.silakan Umi Alif diambil ya Awardnya...Syukron.
:)) :)] ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* : 8-} ~x( :-t b-( :-L x( =)) Post a Comment