Search This Blog

Thursday, May 14, 2009

Batuk dan Pilek, Penyakit atau Gejala?

Batuk disertai pilek sudah menjadi tamu rutin bagi anak-anak saat cuaca sedang tak menentu. Pada umumnya, batuk dan pilek bukanlah suatu hal yang membahayakan, namun seringkali membuat orangtua menjadi panik...
Guna
meningkatkan pemahaman orangtua terhadap batuk dan pilek pada anak, Yayasan Orang Tua Peduli (YOP) didukung oleh WHO (World Health Organization) Indonesia dan Jurnal Bogor mengadakan PESAT (Program Edukasi Kesehatan Anak Untuk Orang Tua) yang turut membahas batuk dan pilek. Lantas bagaimana bahasannya? Berikut petikan wawancara Nasia Freemeta Iskandar dari Jurnal Bogor dengan narasumber YOP, dr. Farian Sakinah.
1. Banyak orangtua yang beranggapan bahwa batuk-pilek merupakan penyakit, namun ada juga yang bilang kalau itu sebuah gejala. Jadi, mana yang benar?
Batuk dan pilek sebetulnya bukanlah penyakit, melainkan gejala sekaligus mekanisme pertahanan tubuh untuk membersihkan saluran napas. Jadi orangtua tak perlu panik saat melihat anaknya batuk-pilek karena itu menandakan saluran napasnya sedang dibersihkan dari benda asing, termasuk kuman penyakit.
2. Lalu, darimana orangtua bisa membedakan batuk berbahaya dan tidak? Berbahaya atau tidaknya bisa diperhatikan dari perjalanan batuk serta
kondisi-kondisi lain yang menyertainya. Hal ini jugalah yang
menentukan apakah anak membutuhkan penanganan serius atau cukup
perawatan di rumah saja. Walaupun kadang suara batuk terdengar
mengkhawatirkan, tetapi umumnya batuk bukan merupakan suatu tanda yang
berbahaya.
3. Namun orangtua mana yang tak khawatir bila melihat keadaan anaknya lemas dan lesu?
Anak tampak lebih lesu ketika sedang sakit adalah hal yang wajar. Bila anak masih terlihat beraktifitas itu menunjukkan bahwa kondisi anak baik dan tidak membutuhkan penanganan yang serius. Kondisi yang perlu dikhawatirkan adalah bila anak lemas sampai tidak bisa bangun sama sekali, tidur yang sulit sekali dibangunkan, mengerang, dan tidak bisa mengisap ASI (pada bayi kecil), atau tidak berespon dengan rangsangan yang diberikan.
4. Lantas apa yang paling sering menyebabkan batuk-pilek pada anak?
Penyakit tersering yang menyebabkan batuk pilek disertai demam umumnya common cold (selesma) atau influenza. Batuk dengan atau tanpa pilek umumnya disebabkan oleh infeksi virus. Oleh karena itu, tidak membutuhkan antibiotik. Batuk karena infeksi virus bisa berlangsung hingga dua minggu. Batuk yang membutuhkan antibiotik hanya batuk yang disebabkan oleh bakteri yaitu pertusis, atau batuk yang menyertai pneumonia bakteri (setelah ada pemeriksaan kuman penyebab).
5. Apakah obat-obatan batuk dan pilek dapat membantu proses penyembuhan?
Obat tersebut mungkin dapat menghentikan batuk, tetapi tidak menyembuhkan. Justru menghalangi proses pengeluaran benda asing, termasuk kuman penyebab batuk. Efek samping antitusif (penekan batuk) dapat menekan pernapasan, sehingga anak menjadi sulit bernapas. Mukolitik (pengencer dahak) tidak terbukti efektif pada anak, justru efek sampingnya berupa gangguan pada saluran cerna. Dekongestan mampu mengurangi produksi sekret hidung (ingus) tapi memiliki efek samping yang cukup hebat pada kerja jantung dan pembuluh darah. Antihistamin seperti CTM, klorfenirmain, atau difenhidramin dapat membuat anak
mengantuk, sehingga sulit diobservasi. Selain itu, mengentalkan sekret (dahak, atau ingus) akan mempersulit anak mengeluarkannya. Memang batuk bisa membuat anak tidak tidur, tetapi tidak perlu sampai memberikan obat batuk dan pilek.
6. Apa yang perlu dilakukan orangtua bila anaknya terkena gejala batuk-pilek?
Bila anak tidak dalam kondisi yang serius dan butuh penanganan lebih lanjut, orangtua dapat memberikan perawatan di rumah saat anak batuk-pilek berupa:
1. Pemberian cairan yang membantu meredakan batuk misalkan air hangat dicampur dengan madu (ingat tidak untuk anak di bawah 1 tahun),juga boleh dengan minuman hangat atau dingin lainnya yang disukai oleh anak.
2. Lembabkan udara bisa dengan mengatur kelembaban pada AC dirumah atau dengan menggunakan air mendidih yang ditampung dalam ember dan diletakkan di dekat tempat tidur anak.
3. Jangan buat ruangan menjadi panas, karena dapat mengeringkan udara dan meningkatkan batuk.
4. Untuk membantu serangan batuk, pangku anak, bungkukan sedikit,dan tepuk tepuk atau usap usap punggung untuk melancarkan aliran dahak.


dari Harian Jurnal Bogor, dalam rangka PESAT 2 Bogor.

Related Post by Categories



0 komentar:

Translation code

English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Translate Widget by Google

Navigasi

My contact


Your Name
Your Email Address
Subject
Message
Image Verification
Please enter the text from the image
[ Refresh Image ] [ What's This? ]


"Award My Family In Diary"

Check Page Rank of any web site pages instantly:
This free page rank checking tool is powered by Page Rank Checker service